Selasa, 09 Juli 2019

Sumber: beritatrans.com

Seperti tak habis-habis, Indonesia kian diramaikan dengan munculnya berbagai isu nasional yang menyita perhatian publik. Mulai dari terbinya Perppu beserta akibatnya, berton-ton narkoba yang bikin ngelus dada, grebeg beras dan sederet keanehannya, ironi kelangkaan garam di negeri lautan yang membentang, hingga utang negara yang juga turut menjadi buah bibir yang tak habis diperbincangkan.

Berbicara tentang isu utang negara, tentu ini jadi primadona tersendiri. Betapa tidak, dunia jagat maya dengan sejuta informasinya membuat rakyat kian ternganga. Katanya, isu penggunaan dana haji yang diwacanakan oleh bapak no satu di Indonesia itu sesungguhnya bukan untuk infrastruktur, tetapi untuk kejar target pelunasan utang dua bulan ke depan ke negeri Cina. Tidak cukup dengan dana haji, bahkan dicanangkan menteri keuangan kita pun memikirkan untuk memotong gaji PNS, dan terakhir dikabarkan juga melirik seberapa besar jumlah tabungan para nasabah.

Namanya juga rakyat awam, yang lebih logislah yang akan lebih dipercayai. Isu-isu hangat meski berasal dari jejaring sosial lebih diyakini ketimbang ucapan dari menteri sendiri. Meskipun bu menteri dan rekan-rekannya mengatakan utang Indonesia aman, karena rasio utangnya (28 persen) jauh di bawah negara lain, semisal Malaysia (40 persen), Thailand (50 persen), Jepang (200 persen), bahkan AS (100 persen).

Apalah artinya rasio utang bagi rakyat awam? Sarjana ekonomi saja belum tentu faham, apalagi kebanyakan dari rakyat negeri ini. Bahasa senderhana untuk utang Indonesia yang akan mampu difahami adalah terjawabnya pertanyaan digunakan untuk apakah utang Indonesia selama ini? Kemanakah larinya uang pengehamtan negara dari dicabutnya subsidi listrik dan BBM? Dimanfaatkan untuk apa hasil dari amnesti pajak? Kemana larinya uang-uang pajak rakyat selama ini? Meskipun katanya rakyat Indonesia ini bermental gratisan, tak mau bayar pajak, tapi lebih banyak juga yang taat bayar pajak. Anak jajan aja sekarang kena pajak. Tak cukupkah itu semua hingga melirik dana haji, gaji PNS serta tabungan nasabah?

Rakyat negeri ini tak semua lulusan sarjana ekomoni, bahkan yang sekolah saja masih sedikit. Jadi, berikan penjelasan pada rakyat dengan bahasa sederhana. Jawablah pertanyaan-pertanyaan kami dengan rasional.

Semoga saja nasib Indonesia tak seperti Sri Lanka. Sri Lanka kehilangan kedaulatan karena tak mampu membayar utangnya ke Cina. Pelabuhan miliknya harus direlakan kepemilikannya untuk BUMN Cina. Semoga juga nasib Indonesia tak seperti Yunani dan negara-negara Eropa lain yang collapse karena kejamnya sistem kapitalisme ini. Sistem riba yang menjadi hal mendasar dalam kapitalisme nyata-nyata memberikan efek negatif bahkan kehancuran bagi negara yang menganutnya.
Benarlah kabar dari Rasulullah bahwa ketika seseorang memakan barang riba, maka dia menghalalkan Allah memberikan adzab kepadanya. Semoga Indonesia mulai meyadari betapa lemahnya sistem buatan manusia ini dan kembali pada syariat islam untuk menjadi baldatun thoyibatun warobun ghofur. Wallohu’alam[]



0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Blogroll

About

Assalamu'alaikum.. Mencoba berbagi berbagai pemikiran yang disandarkan pada islam politis, sebagai sarana belajar mengasah kemampuan berpikir dan analisis politik dengan kerangka yang islami. Bebas share dengan dicantumkan sumber referensinya. Semoga bermanfaat :) Wassalam..

Popular Posts

Blog Archive