Sumber: beritatrans.com |
Seperti tak habis-habis, Indonesia kian diramaikan dengan munculnya
berbagai isu nasional yang menyita perhatian publik. Mulai dari terbinya Perppu
beserta akibatnya, berton-ton narkoba yang bikin ngelus dada, grebeg beras dan
sederet keanehannya, ironi kelangkaan garam di negeri lautan yang membentang,
hingga utang negara yang juga turut menjadi buah bibir yang tak habis
diperbincangkan.
Berbicara tentang isu utang negara, tentu ini jadi primadona
tersendiri. Betapa tidak, dunia jagat maya dengan sejuta informasinya membuat
rakyat kian ternganga. Katanya, isu penggunaan dana haji yang diwacanakan oleh
bapak no satu di Indonesia itu sesungguhnya bukan untuk infrastruktur, tetapi
untuk kejar target pelunasan utang dua bulan ke depan ke negeri Cina. Tidak
cukup dengan dana haji, bahkan dicanangkan menteri keuangan kita pun memikirkan
untuk memotong gaji PNS, dan terakhir dikabarkan juga melirik seberapa besar
jumlah tabungan para nasabah.
Namanya juga rakyat awam, yang lebih logislah yang akan lebih
dipercayai. Isu-isu hangat meski berasal dari jejaring sosial lebih diyakini
ketimbang ucapan dari menteri sendiri. Meskipun bu menteri dan rekan-rekannya
mengatakan utang Indonesia aman, karena rasio utangnya (28 persen) jauh di
bawah negara lain, semisal Malaysia (40 persen), Thailand (50 persen), Jepang (200
persen), bahkan AS (100 persen).
Apalah artinya rasio utang bagi rakyat awam? Sarjana ekonomi saja
belum tentu faham, apalagi kebanyakan dari rakyat negeri ini. Bahasa senderhana
untuk utang Indonesia yang akan mampu difahami adalah terjawabnya pertanyaan
digunakan untuk apakah utang Indonesia selama ini? Kemanakah larinya uang pengehamtan
negara dari dicabutnya subsidi listrik dan BBM? Dimanfaatkan untuk apa hasil
dari amnesti pajak? Kemana larinya uang-uang pajak rakyat selama ini? Meskipun
katanya rakyat Indonesia ini bermental gratisan, tak mau bayar pajak, tapi
lebih banyak juga yang taat bayar pajak. Anak jajan aja sekarang kena pajak.
Tak cukupkah itu semua hingga melirik dana haji, gaji PNS serta tabungan
nasabah?
Rakyat negeri ini tak semua lulusan sarjana ekomoni, bahkan yang
sekolah saja masih sedikit. Jadi, berikan penjelasan pada rakyat dengan bahasa
sederhana. Jawablah pertanyaan-pertanyaan kami dengan rasional.
Semoga saja nasib Indonesia tak seperti Sri Lanka. Sri Lanka
kehilangan kedaulatan karena tak mampu membayar utangnya ke Cina. Pelabuhan
miliknya harus direlakan kepemilikannya untuk BUMN Cina. Semoga juga nasib
Indonesia tak seperti Yunani dan negara-negara Eropa lain yang collapse karena
kejamnya sistem kapitalisme ini. Sistem riba yang menjadi hal mendasar dalam
kapitalisme nyata-nyata memberikan efek negatif bahkan kehancuran bagi negara
yang menganutnya.
Benarlah kabar dari Rasulullah bahwa ketika seseorang memakan
barang riba, maka dia menghalalkan Allah memberikan adzab kepadanya. Semoga
Indonesia mulai meyadari betapa lemahnya sistem buatan manusia ini dan kembali
pada syariat islam untuk menjadi baldatun thoyibatun warobun ghofur.
Wallohu’alam[]
0 komentar:
Posting Komentar